🌸The Worst Love Ever #1🌸

   Kenalin, aku Icha. Aku mau berbagi kisahku disini, tapi sebelumnya aku mau tanya. Kalian pernah ngga, punya perasaan yang dimana kalian sadar dan tau betul kalau kalian terus memelihara perasaan itu, endingnya pasti kalian juga yang tersakiti :(

🌸🌸🌸

   Yah, malangnya sekarang aku berada di posisi itu, dimana aku melabuhkan hatiku untuk dia. Dia yang kini hatinya telah dimiliki oleh seorang sahabatku. Sahabat yang paling aku sayangi, sahabat yang selalu aku dukung. Tapi kini aku sadar aku salah, aku tertampar, sungguh aku tersadar bahwa orang yang sangat aku cintai adalah kekasih dari sahabatku sendiri. Sahabat yang sangat aku syukuri keberadaannya. Dia adalah wanita yang sangat baik, tulus, dan penyayang. Namanya Ida. Sejak pertama kali memasuki bangku SMA dia sangat baik padaku, sampai akhirnya ketika aku ditimpa suatu masalah ia hadir menolongku, sejak saat itu kami mulai bersahabat. Kala itu Ida belum menjadi kekasih Rian. Dan aku akan menceritakan semua dari awal. 

🌸🌸🌸

Cerita ini dimulai saat..

   Pada saat jam olahraga, saat itu jamkos. Semua murid bebas melakukan apapun di lapangan. Aku dan Ida memutuskan untuk bermain basket, tak lama setelah itu 4 murid laki-laki sekelas kami datang menghampiri kami. Awalnya kami takut, karena mereka adalah genk yang terkenal nakal di kelas, tapi ternyata mereka hanya ingin bermain bersama kami. Sampai pada saat jam olahraga hampir berakhir, aku dan Ida hendak masuk kelas, kami mengira 4 lelaki tadi ingin melanjutkan permainan basketnya. Tapi Rian, salah satu diantara keempat lelaki itu melemparkan bola ke arah kami. Awww!!!! Siall bola terjun tepat mengenai dahiku, "sakitt" bisikku. Ida pun mendengar lalu berteriak kepada lelaki tadi. "Woii mau lempar kira-kira dong, kena anak orang nih". Dia yang tadinya sudah hampir kembali ke kelas bersama teman-temannya menghentikan langkahnya. Ia membelokkan badan dan mengernyitkan dahi. "BUJU BUSETT!!! Dia denger Cha" aku terkekeh geli menyaksikan kegupuhan Ida. "Ya iyalah da, kamu keras banget sih" kataku sambil terkekeh. Sesuai dugaanku, dia datang menghampiriku. Dia menatapku tajam lalu berkata "Dasar cewe lemah". Aku tak mampu berkutik, aku diam, pun Ida. Lalu ia melihat ke arah Ida "kamu temennya kan? Jaga tuh cewe lemah kaya dia, kalau perlu bawa ke uks wkwkwk" dia pun berlalu menuju arah kelas. "Anjirr kok ada ya manusia kaya dia hidup di muka bumi ini" lontar Ida terlihat kesal. Ia sangat takut hal yang buruk terjadi padaku. "Gapapa da, sakitnya udah hilang kok" Kataku menenangkan Ida. "Yaelah Cha, bagiku kamu tu masih kaya anak kecil, ga tega deh liat kamu kesakitan hmm". Ida begitu cemas, aku merasa seperti bayikk saat bersamanya. "Plis lah da ini cuma bola loh wkwkw gapapa bener" tawaku. Hm Ida memang seperti itu, begitu tulus dan perhatian.

 🌸🌸🌸

  Sampai pada akhirnya, Ida mulai sering membicarakan Rian, aku rasa Ida mulai menyukai Rian. Ida selalu memperhatikan gerak gerik Rian di kelas. Aku yang pada saat itu tau kalau Ida mulai suka pada Rian pun sadar, aku merasakan sakit, bahkan rasa sakit itu kian bertambah seiring berjalannya hari, semakin banyak cerita tentang Rian yang diucapkan oleh Ida. Semakin aku merasa remuk. Aku tak tau dan mulai mencari tau, aku mengingat kembali, dan aku sadar kejadian di lapangan saat jam olahraga kala itu, mata kami bertemu, "umm i just think maybe this is called love at first sight" oh dan ternyata benar adanya, aku telah menyukai Rian. Aku menggerutu pada diriku sendiri, bagaimana bisa aku menyukai badboy di kelas kami. Ya Tuhan. Aku tak tau aku harus bagaimana. Ida selalu menyukai segala hal tentang Rian. Dan aku? Adalah sahabat yang telah menghianatinya. Selama ini aku selalu mendengar cerita serunya, namun dibalik itu semua, hatiku sendiri memendam perasaan terlarang ini. Dosakah aku? Apakah ini yang dinamakan pengkhianatan? Tidak. Bukan ini yang aku mau dari arti persahabatan. Sejak aku sadar, aku pun memutuskan untuk menghilangkan perasaanku pada Rian. Semakin aku hilangkan, aku sadar perasaan itu kini kian tumbuh, ia semakin menjadi-jadi. Bahkan akhir-akhir ini, ketika mata kami saling bertemu, aku merasakan getara itu. "Astaga!!" Batinku berteriak. "Ayolah Icha sadar, pikirkan perasaan Ida". Yah, selalu itu yang memberatkan pundakku. Aku selalu berpikir bagaimana perasaan Ida jika ia tau bahwa sahabatnya telah memiliki rasa pada orang yang sama yang ada dihatinya. Berat, hari-hariku kian memberat. Rian yang kini aku sadari semakin mendekat. Dan aku yang selalu menghindar karena menjaga perasaan Ida sebagai sahabat. Aku tak ingin Ida kecewa.  

🌸🌸🌸

  Tapi sepertinya aku gagal. Hari Jum'at sore ketika lonceng sekolah berbunyi, semua berdoa dan berpamitan, setelah menyalimi guru, aku bergegas ke depan gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Aku berdiri tepat di depan gerbang, saat itu ponselku berdering tanda pesan masuk, aku membacanya kemudian mengerucutkan bibir, tak ada yang bisa menjemputku sore ini, huft. Hampir 1 jam aku berdiri disini menunggu tukang ojek lewat. Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang, dia adalah Rian. "Eh Rian belum pulang?" Tanyaku. "Iya cha, aku kan ikut Pramuka, baru kelar" jawabnya dengan santai. "Kamu belum dijemput yah? Bareng aku yuk, rumah kita kan searah" ajaknya. Huft dia menawarkanku untuk pulang bersama dengannya. Aku kaget, perasaan bimbang dan merasa bersalah bercampur aduk. Aku tak mampu jika harus berkhianat pada sahabatku. Tapi kali ini aku butuh Rian. Rumahku jauh, dan hari sudah semakin petang tidak mungkin aku menunggu ojek ataupun taxi lewat. "Astagaa ini keputusan yang berat!!" Batinku. "Gapapa cha, anggap aja ini permintaan maafku. Kemaren kan kepalamu.." Pintanya, kata-katanya yang menggantung itu membuatku merasa aneh. Haha absurd, andai Ida tau. 

•••

Temen-temen mau tau kelanjutannya? Kira-kira Icha mau gak ya nerima tawaran Rian?? Ikuti terus kisah Icha yang rumit nan berbelit ya. Jangan bosan yah temen-temen. Nantikan episode berikutnya🤭

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

🌸Kyaaa!!!🌸